LMP

LMP
s

LMP

LMP

Kamis, 15 Januari 2015

Perayaan HUT Ke-14 Laskar Merah Putih Menjaga Tekad Semangat dan Kebersamaan Demi Mempertahankan Negara Kesatuan RI

BANTEN, BM – Laskar Merah Putih (LMP) bukanlah Ormas kumpulan premanisme, namun salah satu bagian dari elemen anak bangsa yang memiliki integritas dan komitmen didalam penegakkan NKRI dan tetap satu, dibawah panji-panji merah putih. NKRI adalah merupakan harga mati bagi seluruh Keluarga Besar LMP, demikian dikatakan H. Adek Erfil Manurung, SH Ketua Umum Markas Besar Laskar Merah Putih dalam pidatonya pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-14 Laskar Merah Putih yang digelar Minggu 21 Desember 2014 lalu, di Hotel Ratu Bidakara Serang, Jl. KH. Abdul Hadi No. 66 Serang – Banten.
Perayaan yang mengambil tema “Menjaga Tekad Semangat dan Kebersamaan Demi Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia” berlangsung sangat meriah, tertib dan sukses. Terlihat hadir ± 2.500 anggota memadati setiap ruangan sampai keluar ballroom. Para pendiri dan senior Laskar Merah Putih dengan penuh kekeluargaan dan persahabatan berbaur dengan seluruh hadirin.

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya diikuti lagu Mars Laskar Merah Putih, mengheningkan cipta dan pembacaan teks Sumpah Pemuda. Para hadirin yang datang dari berbagai daerah di Indonesia sangat antusias dan penuh kegembiraan mengikuti perayaan. Mereka tidak henti-hentinya meneriakkan kata-kata Merdeka…!!! NKRI Harga Mati !!!

Setelah itu para pengurus dan panitia diikuti peserta membacakan Ikrar Laskar Merah Putih “Kami anak bangsa Indonesia, yang lahir dari rahim Ibu Pertiwi, sadar dan bijak bahwa dari Sabang sampai Merauke, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat diceraiberaikan. Kami anak bangsa Indonesia menegaskan kepada para elit politik, pemimpin partai politik dan seluruh komponen anak bangsa, bahwa kekuasaan, tahta, jabatan adalah amanah rakyat, rakyat adalah titipan Tuhan, Merdeka !

Perayaan HUT LMP ke-14 ditandai dengan peniupan lilin sebanyak 14 buah dan pemotongan nasi tumpeng yang dilakukan H. Adek Erfil Manurung, SH (Ketua Umum Markas Besar Laskar Merah Putih) didampingi Dato’ Paduka Ibrahim Ali Presiden Pertumbuhan Pribumi Perkasa Malaysia.

Perayaan HUT tersebut dirangkai dengan Pelantikan Badan Pengurus Markas Daerah Laskar Merah Putih Provinsi Banten Periode 2014-2019 yang diketuai oleh Bapak Sarmulia Purba. Dalam proses pelantikan, Eddy H. Ismail R  (Wakil Sekretaris Jenderal) membacakan Surat Keputusan. Selanjutnya Ketua Umum melantik kepengurusan Banten yang ditandai dengan penyerahan Bendera Pataka kepada Sarmulia Purba selaku Ketua Mada Laskar Merah Putih  Provinsi Banten.

Pada acara tersebut ditampilkan Rampak Bedug yang merupakan salah satu ciri khas kesenian tradisional Banten, pertunjukkan dari mahasiswa Universitas Serang Raya dan atraksi debus. Menurut panitia acara tersebut disiarkan TVRI dengan nama “Indonesia Siang”.

Berkunjung ke Malaysia

H. Adek Erfil Manurung, SH pada pidatonya mengharapkan pada pengurus Mada Laskar Merah Putih Banten yang baru dilantik dapat menjalankan tugas sesuai AD/ART. “Pelantikan Mada Laskar Merah Putih Banten ini bukan tandingan, tetapi merangkul semua elemen yang ada khususnya di Provinsi Banten ini. Oleh karena itu saya percaya kepada ketua yang baru dilantik akan bisa merangkul dan menjalin hubungan baik kepada seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh OKP lainnya yang ada di Provinsi Banten,” ujarnya.

Pada kesempatan itu dia menyampaikan kegiatan Laskar Merah Putih  yang melakukan kunjungan ke Malaysia, Sabtu-Senin (13-15 Desember 2014) lalu, atas undangan Ormas Pertumbuhan Pribumi Perkasa Malaysia (PERKASA).

Di Malaysia delegasi Laskar Merah Putih berjumlah 7 (tujuh) orang dilayani sebagaimana layaknya saudara serumpun. Ketika itu dia menyampaikan pidato, sangat dihargai masyarakat Malaysia khususnya masyarakat Melayu. Diapun dengan lantang mengatakan bahwa Laskar Merah Putih  sangat mencintai rakyat Malaysia.

Adek sebagai Ketua Umum Laskar Merah Putih  mengaku sebagai pelaku aksi demo di depan Kedubes Malaysia di Jakarta terkait dengan masalah TKI dan perbatasan. “Saya lakukan demi cinta saya kepada negara saya dan kepada rakyat kami. Kami tidak pernah membenci rakyat Malaysia, tapi protes keras atas ketidakadilan yang dilakukan pemerintah Malaysia,” tuturnya.

Sebagai bukti kecintaannya kepada rakyat Malaysia, diapun bersumpah jika rakyat Malaysia diserang oleh bangsa-bangsa lain di dunia, maka Laskar Merah Putih  siap menjadi terdepan untuk membela rakyat Malaysia. “Jangan sampai Malaysia dan Indonesia seperti Negara Timur Tengah, maka kami sepakat Laskar Merah Putih dan PERKASA membuat Komite Bersama yang menggagas Komite Serumpun Nusantara yang akan dikembangkan sampai Philipina, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam dan lainnya”, ujarnya.

Dia mengajak rakyat Malaysia untuk bersatu dengan Indonesia walaupun berjauhan. Perjuangan Laskar Merah Putih tetap untuk membela bangsa dan negara, membela kaum yang tertindas. Hal ini pun disampaikannya ketika bertemu Presiden Jokowi, bahwa Laskar Merah Putih  tetap konsisten membela hak-hak rakyat yang dirampas dan tertindas.

“Saya menentang yang mengatakan Laskar Merah Putih adalah premanisme, kalau kita premanisme, kita sudah kaya raya. Kita ormas terbesar, ormas yang siap menghadapi apapun yang terjadi, tidak pernah saya lakukan menerima suap dari uang haram jadah,” serunya.

Kepada para pengurus Mada Laskar Merah Putih  Provinsi Banten, saya tegaskan bahwa Laskar Merah Putih tetap independen dan mandiri dengan tidak peduli kepada siapapun ketika rakyat tertindas. Laskar Merah Putih tetap digaris terdepan membela apapun yang terjadi. “Jika takut jangan bergabung dengan Laskar Merah Putih , jika ingin menjadi pemuda tangguh dan berani, jangan sekali-sekali menggunakan narkoba, meminum alkohol, perzinahan dengan bukan muhrimnya,” imbuhnya.

Masalah dan Tantangan

Adek menambahkan, tekad, semangat dan kebersamaan harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan untuk menghadapi masalah dan tantangan lebih kompleks yang akan dihadapi pada masa mendatang.

Dijelaskannya, masalah dan tantangan yang muncul di tahun 2015 adalah berupa arus globalisasi, persaingan bebas, perdagangan yang menuntut kompetensi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang informasi, komunikasi, transportasi dan bioteknologi. Tantangan ini dihadapkan pada karakteristik biografi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, terletak pada posisi sila benua dan bangunan yang kaya akan sumber daya alam namun masih lemah dalam kualitas sumber daya manusia.

Keadaan tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampak negatifnya dapat menimbulkan ancaman berupa multi dimensional berupa fisik dan non fisik. Kondisi tersebut memerlukan pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan sebagai inti kekuatan dan daya tahan bangsa dan negara dengan melibatkan sumber daya nasional yang diwujudkan sebagai satuan kekuatan pertahanan dengan pendekatan kewilayahan.

Perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia selama ini menunjukkan bahwa ancaman dapat datang dalam dimensi atau ukuran paling kecil sampai ancaman paling besar yang mengharuskan kekuatan pertahanan dibangun secara dini dengan menggunakan efektifitas maupun efesiensi semaksimal mungkin, katanya.

Diungkapkannya, pada masa damai sekarang ini pembangunan kekuatan pertahanan tidak hanya dititikberatkan kepada TNI yang relatif terbatas, namun kekuatan pertahanan akan dikembangkan bersama, agar dalam keadaan darurat dapat dengan cepat dimobilisir guna mempertahankan NKRI dan keselamatan segenap bangsa dan negara, serta mampu menjamin kepentingan nasional lainnya.

Sumber daya nasional yang digunakan dalam mewujudkan komponen cadangan adalah milik seluruh bangsa Indonesia dalam arti tidak milik negara sebagai wujud keikutsertaan warga negara dalam bela negara sesuai dengan UUD RI tahun 1945 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara wajib dan berhak ikut serta dalam usaha pertahanan.

Maka menjadi anggota komponen cadangan adalah wajib bagi setiap warga negara yang telah memenuhi persyaratan termasuk pengerahan sumber daya nasional lainnya demi pertahanan nasional, ujarnya.
Dikatakannya, terkait lepasnya Timor Timur dari pangkuan Ibu Pertiwi, Laskar Merah Putih  tetap dengan lantang menyerukan kepada pemerintah Indonesia dan seluruh komponen anak bangsa, bahwa tidak ada lagi provinsi atau daerah manapun yang akan lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi. Untuk itu kepada seluruh rakyat Indonesia apapun suku, agama, golongan, harus menyatukan gerak langkah dan merapatkan barisan untuk bahu membahu memperjuangkan dan mempertahankan NKRI dengan tetap menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.

Laskar Merah Putih sebagai organisasi kemasyarakatan merupakan sarana perjuangan organisasi sipil. Laskar Merah Putih bukan sebagai alat untuk kepentingan individu tertentu dan bukan pula untuk kepentingan institusi, melainkan untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara. Laskar Merah Putih tetap menjadi sebuah ormas yang independen dan mandiri, dan dapat mendorong serta memperluas supremasi sipil melalui pola interaksi dengan pemerintahan dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih demokrasi dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Laskar Merah Putih merupakan sarana perjuangan komitmen kebangsaan dari seluruh elemen anak bangsa, tanpa mengenal suku, agama, ras dan golongan. Laskar Merah Putih sebagai ormas tidak menganut ideologi lain kecuali ideologi Pancasila dan tidak mempunyai tujuan lain kecuali masyarakat yang sejahtera adil dan makmur. Dalam misi pengabdian yang dipandang penting adalah pelaksanaan Pancasila serta karya Laskar Merah Putih bagi masyarakat dan cinta tanah air Indonesia.

Pada akhir sambutannya, Adek meyampaikan bahwa Laskar Merah Putih dijiwai Tridharma yakni pengabdian, kerakyatan dan solidaritas. Tridharma  ini bukan kumpulan doktrin yang berbelit dan muluk, akan tetapi merupakan pengertian yang sangat dalam dan sangat sederhana yang harus diilhami dan dipatuhi oleh seluruh keluarga besar Laskar Merah Putih terutama bagi badan pengurus yang baru duduk di Badan Pengurus Markas Daerah hingga ke Markas Anak Ranting.

Pada kesempatan itu Adek menyampaikan cinderamata berupa plakat dan jaket Laskar Merah Putih  kepada Dato’ Ibrahim Ali, serta yang mewakili Gubernur, Kodam Jaya, Kopassus dan tokoh masyarakat.
Perayaan tersebut dipandu Tria sebagai pembawa acara. Turut memberikan kata sambutan Sarmulia Purba (Ketua Mada LMP Banten), H. Ismetullah Abah (Tokoh masyarakat Banten) dan mewakili Gubernur Banten.

Pada acara tersebut terlihat hadir rombongan Mada Provinsi Lampung, Sumatera Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Riau, Kalimantan Utara, Sultra, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Barat dan beberapa Markas Cabang dari seluruh Indonesia termasuk dari Markas Cabang Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Bekasi, Bandung, Balikpapan dan lainnya.

Di halaman gedung terpampang puluhan karangan bunga sebagai ucapan selamat dan sukses atas Ulang Tahun Laskar Merah Putih ke-14 dan Pelantikan Mada Laskar Merah Putih  Provinsi Banten Periode 2014-2019, antara lain dari Ir. Joko Widodo (Presiden RI), Prabowo Subianto, Hutomo Mandala Putra, Ketua MPR, Jenderal TNI (Purn) Joko Santoso, Letkol Inf JO Sembiring (Wadan Group 3 Kopassus) Ruhut Sitompul, SH (Ketua Ikatan Pemuda Karya Banten), PT. Lingga Perdanan (Amin Napitupulu, SH, MH), PT. Bangun Mitra Sejahtera Int., PT. Gemilang Tryono Mulyatama, Drs. Maruli Girsang (PT. Danau Mas Int), Sarmulia Purba (PT. Ada Jaya Abadi dan PT. Ada Daya Alam), DR. H. Wahidin Halim, M.Si (anggota DPR RI), Tatang Tarmidzi (PT. Ideliar Multikreasi), Supriyadi (Ketua LSM Rumah Hijau), Supriyadi, S.Kom, MM, M.Irhamna (Ketua DKW Garda Bangsa) Huppy Puppy dan lainnya. (Tim) 

0 komentar:

Posting Komentar